Berita Seputar Kabupaten Deiyai
Pemuda Papua Bangkit Untuk Revolusi Ekonomi Papua
DEIYAI - Pembangunan ekonomi tidak akan lepas dari adanya pertumbuhan ekonomi, karena suatu pembangunan ekonomi pasti akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Hal itu disampaikan Sem Awom, ketua Gerakan Rakyat Demokratik Papua (Garda-Papua) saat membawakan materi dengan judul Tersingkirnya Orang Papua di Bidang Ekonomi dalam diskusi yang digelar di Asrama Paniai, Jayapura, Papua, Minggu (10/08/2014).
Sem didampingi Hakim Bahabol, seorang pengusaha muda yang sukses dengan materinya berjudul Bagaimana orang Papua bangkit dan memulai usaha.
Kondisi sosial orang di Papua terutama di Jayapura sebagai Jantung Kota West Papua yang makin hari orang asli Papua makin tersingkir, kata Sem.
Menurutnya, manusia hidup atas landasan ekonomi, sehingga esensi dalam kehidupan manusia ekonomi adalah fondasi kehidupan dengan sandang, pangan dan papan.
Sandang, pangan dan papan tercukupi baru pendidikan dan kesehatan akan lebih baik, karena itulah fondasi kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ungkap Awom.
Ia meminta orang Papua soal pembangunan ekonomi kerakyatan orang Papua terutama pemerintah harus belajar lagi dari negara-negara lain karena ekonomi menjadi fondasi utama orang Papua saat ini.
Sem menilai pembangunan ekonomi di Papua kalah jauh dengan tahun 1950 ketika Papua dijajah Belanda. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi dikatakan subur karena banyak produksi yang dihasilkan serta memiliki nilai tawar yang tinggi.
Kini berbeda, kata dia, Indonesia memberikan otonomi khusus namun itu tidak menjamin kesejahteraan orang Papua. Yang terjadi sebaliknya, korupsi, pendidikan didiskriminasi, ekonomi dikuasai orang luar. Hal itu diikuti politk primordial, serta pemekaran kabupaten yang membludak.
Kami orang Papua kurang memproduksikan sesuatu, mungkin karena kurang SDM. Dalam bidang ini secara nyata negara terus bangun stigma mematikan, bagi orang Papua. Sebenarnya Papua punya masa lalu dengan Belanda lebih baik, sampai saat ini masih menjadi kenangan yang baik bagi orang tua lebih produktif dibandingkan dengan Otsus 10 tahun yang diberikan tetapi tidak ada hasilnya sama sekali, kata Awom.
Sementara itu, Hakim Bahabol sebagai pengusaha muda mengajak para pemuda segera bangkit untuk hidupkan jiwa wiraswasta.
Saatnya pemuda Papua harus bangkit dari keterbelakangan ekonomi, hentikan aktivitas santai-santai dan mari kita memulai usaha, ungkap Bahabol mengajak.
Coba lihat mama yang tidak punya gelar sarjana saja mereka mampu ciptakan lapangan kerja. Mereka dengan tidak mengenal lelah membuat kebun dan hasil buminya dijual di pasar, lanjut dia.
Bahabol berharap harus ada revolusi ekonomi orang Papua dengan bangkit dan memulainya untuk mematahkan mitos orang Papua tidak bisa dan terbelakang yang dibangun oleh orang lain.
Seorang ibu sedang menjejerkan ikan hasil tangkapannya. Foto: Henky Yeimo
sumber : majalahselangkah.com