Berita Seputar Kabupaten Deiyai
Menperin Nilai Industri Propelan Dukung Sistem Pertahanan Indonesia
DEIYAI - Dalam upaya mewujudkan kemandirian bangsa khususnya untuk penguasaan kemampuan di bidang industri alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kementerian Perindustrian terus mendorong pembangunan dan pengembangan industri propelan. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat dalam sambutannya pada acara Ground Breaking Pembangunan Industri Propelan di Subang, Jum&rsquoat (10/10) kemarin. Dalam acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kedubes Perancis, dan Direksi PT. Dahana (Persero).
Pembangunan industri propelan tersebut merupakan salah satu jalinan hubungan bisnis antara Indonesia dengan Perancis dalam hal ini Roxel dan Eurenco. Hidayat berharap semoga hubungan dua negara yang diwujudkan dalam kerjasama bidang industri alutsista ini semakin meningkat di masa mendatang. Hidayat turut mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik.
Dalam kerjasama ini, Eurenco bertindak sebagai perusahaan yang mengembangkan, memproduksi dan menyediakan aneka ragam bahan energetik untuk pertahanan dan pasar komersial. Sedangkan, Roxel France sebagai perusahaan yang memiliki keahlian dalam bidang desain, pengembangan, produksi serta pemasaran motor roket dan peralatan terkait hardware dan perangkat ledak.
Sementara itu PT. Dahana (Persero), sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri bahan peledak bersama dengan Eurenco serta Roxel telah berkomitmen untuk saling membantu dan mendukung pemerintah RI dalam mempersiapkan pabrik propelan dan spherical powders di Indonesia.
Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan dalam negeri, karena produk tersebut merupakan bahan baku pembuatan peluru, roket, peluru kendali(missile), serta propelan untuk amunisi kaliber kecil, menengah dan besar.
Diharapkan,berdirinya pabrik propelan ini dapat memenuhi kebutuhan propelan di Indonesia dengan kemampuan produksi nitrogliserin sebanyak 200 ton/tahun, spherical powder (propelan double base untuk MKK) sebanyak 400 ton/tahun, propelan double base roket sebanyak 80 ton/tahun,dan propelan komposit sebanyak 200 ton/tahun.
Hidayat berpendapat bahwa gagasan untuk mendirikan pabrik propelan di dalam negeri sudah cukup lama. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan karena untuk memproduksi propelan memerlukan teknologi yang cukup sulit. Terlebih lagi, bahan baku utama sulit didapatkan, seperti nitrogliserin.
Apabila ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis pembuatan pabrik propelan ini membutuhkan investasi yang cukup besar dan tidak pada skala ekonomis sehingga tidak layak secara financial, sehingga tidak memungkinkan apabila pabrik ini didirikan oleh industri. Namun ada beberapa aspek lainnya yang tidak kalah penting yang dapat memungkinkan didirikan pabrik propelan.
Diharapkan, pendirian pabrik propelan di dalam negeri mampu memberikan manfaat seperti Kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara karena propelan merupakan komponen utama untuk munisi dan roket bagi kebutuhan operasi TNI dan Polri. Kedua berupa terdukungnya kebutuhan operasi baik kuantitas maupun kualitas, seperti kegiatan komando pendidikan, bekal persediaan di seluruh Kodam, serta bekal pertahanan di tempat-tempat strategis/instalasi strategis dan latihan rutin untuk satuan/pasukan. Selain itu juga sebagai salah satu sumber daya dalam pengembangan Alutsista.
Pendirian pabrik ini dalam jangka pendek bertujuan untuk memproduksi propelanamunisi dan roket serta dapat menghemat devisa karena selama ini kebutuhan propelan Indonesia diimpor dari luar negeri. Sedangkan dalam jangka panjang, pabrik ini bertujuan untuk diversifikasi produk propelan dan penetrasi pasar regional. Dengan adanya pabrik ini diharapkan dapat tercipta kemandirian propelan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan kepada pihak asing.
sumber : beritadaerah.co.id