Berita Seputar Kabupaten Deiyai

Fakta Lapangan, Hutan Primer Papua Banyak Hilang

Pendidikan | Admin Deiyai | 18 Jun 2013 02:54 | Dilihat: 2416 kali

JAYAPURA -- Forest Campaign Manajer Greenpeace Indonesia, R. Kiki Taufik mengakui analisa tutupan hutan 2011 dibandingkan dengan data Kementerian Kehutanan tahun 2009, ada perubahan dimana tingkat deforestasinya makin menurun jika dibandingkan periode 2006 ke 2009.

Tapi masalahnya apa yang mereka (Departemen Kehutanan RI buat) itu belum tentu betul karena begitu kita cek dengan citra satelit, itu mereka menginterpretasikan satu ini adalah hutan. Tapi pada saat kita cek dengan satelit, ini HTI. Ini perkebunan, ini tidak boleh masuk hutan, ujar Taufik di Pelabuhan Jayapura-Papua, Sabtu, (11/5).

Angka-angka yang dikeluarkan kata Taufik adalah angka-angka resmi dan itu memang hasil interpretasi mereka. Tapi bagi kami itu masih banyak yang belum clear. Kita harus coba menginterpretasi dari citra satelit sendiri supaya kita bisa bandingkan antara pemerintah punya dan data yang kita punya, ungkap Taufik.

Dia mencontohkan di Papua tutupan hutan tahun 2011 antara hutan primer atau hutan yang belum terjamah dan hutan sekunder atau hutan yang tingkat vegetasinya tidak serapat hutan primer atau sudah pernah dipakai). Bahwa fakta di lapangan sudah banyak yang hilang. Terutama di Tanah Merah, Boven Digoel.  Makanya kalau di  peta moratorium di revisi tiga yang diambil hanya hutan primer saja. Ada yang (sebagian) tidak masuk dalam peta moratorium, ujar Taufik.

Dalam kenyataan di lapangan, Taufik mengakui hutan di Tanah Merah Boven Digoel sudah habis. Ini contoh di satu sisi pemerintah bikin moratorium pengeluaran ijin di wilayah hutan, ijin konsesi. Tapi di satu sisi pemerintah juga buat surat keputusan Menteri Kehutanan. Mereka buat perubahan pengalihan fungsi hutan, ungkap Taufik sembari mengatakan contoh yang paling gampang adalah hutan lindung dirubah menjadi hutan produksi, padahal hutan produksi terbatas.

Artinya setelah moratorium selesai, lahan ini bisa dikonvesi menjadi hutan produksi. Kalau hutan produksi sementara sekeliling lainnya hutan lindung di sekelilingnya akan terbuka, bilang Taufik saat menyaksikan kehadiran kapal greenpeace Rainbow Warrior.

Hutan Provinsi Papua luasnya 31,7 juta hektar. Hutannya 25.3 juta hektar. Artinya 79,8 % tutupannya masih hutan. Akan tetapi kalau melihat tata ruang Papua,  kemungkinan akan hilang. Menurut Kiki, hutan primer, hutan sekunder semuanya di Papua akan hilang.

Yang menjadi pertanyaan apakah itu akan dinikmati oleh masyarakat. Belum tentu, ini investor dari Jakarta. Yang pasti kalau berkaitan dengan hutan, 80 % masyarakat Papua bergantung dengan hutan. Artinya mungkin perusahaan datang dan membawa tetua adat ke Sumatera (untuk membandingkan), Sawit itu bagus, tapi kenyataannya akan memiskinkan mereka. Sekarang mereka bisa cari baby, berburu, bisa cari binatang lainnya, nanti gak akan bisa lagi, ingat Taufik yang sebelumnya menjabat sebagai Team Leader Research and Mapping Greenpeace Indonesia itu.

sumber : http://tabloidjubi.com/2013/05/11/fakta-lapangan-hutan-primer-papua-banyak-hilang/

Share post :