DEIYAI - Pemerintah Kota Jayapura, Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan Kota Jayapura bekerja keras menurunkan menekan angkat Tuberkulosis (TBC) termasuk berbagai penyakit lain yang sedang meningkat di Provinsi Papua.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Dolarina De Breving mengatakan, pihaknya bertekad menurunkan angka kesakitan dengan mengontrol secara penuh pengawasan terhadap pasien pengidap TBB entah BTA (Basil Tahap Asam) positof maupun BTA negatif.

Dinkes intens melakukan pemantauan terhadap angka penderita TBC. Selain itu, ada lembaga masyarakat yang ikut juga dalam menekan angka kasus TBC, kata dokter Doralina kepada majalahselangkah.com, di Entrop, Sabtu (07/06/14) petang.

Dikatakan, pihaknya sangat mengapresiasi peran dari berbagai pihak untuk menekan angka kesakitan penyakit TBC di Kota Jayapura. Ini merupakan hal yang harus diapresiasi karena soal kesehatan itu bukan tanggung jawab Dinkes maupun Puskesmas saja, tetapi tanggung jawab semua pihak termasuk masyarakat, bebernya.

Ia menjelaskan, ada beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berperan penting dalam pencegahan TBC termasuk dari Muhammadiyah yang telah melakukan kegiatan pencegahan dengan melatih kader TBC.

Kader ini tidak kalah dengan perawat karena kader juga bisa berperan aktif dengan baik, tuturnya.

Ketika disinggung soal angka kasus TBC di Kota Jayapura, Dolaria menegaskan, jumlah BTA positif yang mendapat pengawasan minum obat sebanyak 675 kasus.

Jadi untuk sembuh membutuhkan waktu cukup panjang yakni 6 bulan dan setiap pasien dengan BTA positif harus rutin minum obat (PMO) dan biasanya seorang PMO dari keluarga. Misalnya jika istri kena TBC, maka PMOnya adalah suami dari istri tersebut, jelas Kadinkes Kota Jayapura.

sumber : majalahselangkah.com