Berita Seputar Kabupaten Deiyai

BPS : Ekspor Papua Desember 2013 Meningkat

Ekonomi dan Investasi | Admin Deiyai | 24 Jan 2014 02:38 | Dilihat: 1079 kali

PAPUA - Badan  Pusat  Statistik (BPS) Provinsi  Papua  mengumumkan  pada bulan Desember 2013 nilai ekspor Papua mengalami peningkatan sebesar 36,45 persen atau senilai US$477,57 juta bila dibandingkan dengan November 2013. Menurut Kepala BPS Provinsi Papua, Didik Koesbianto kenaikan nilai ekspor bulan Desember 2013 dipicu oleh peningkatan nilai ekspor kelompok bijih tembaga & konsentrat (HS26) dari US$340,62 juta pada November 2013 menjadi US$471,42 juta. "Jadi nilai ekspor Bulan Desember 2013 naik 36,45 persen. Kenaikan karena meningkatnya nilai ekspor kelompok bijih tembaga & konsentrat," kata Didik saat memberikan keterangan di Ruang Rapat Kantor BPS Papua, Senin (3/2).

Masih menurut dia, konsentrat tembaga (HS26) sampai saat ini masih menjadi andalan komoditi yang diekspor dari Papua, dimana nilainya meningkat bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebesar 188 ribu ton konsentrat tembaga atau setara dengan nilai US$471,42 juta diekspor pada Bulan Desember 2013 yang ditujukan ke India, Jepang, Cina, dan Korea Selatan. Hanya saja dari peningkatan ini, untuk penurunan nilai ekspor apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya terjadi pada kelompok HS44 dan HS03, yang masing-masing sebesar 23,03 persen dan 84,12 persen. Ada juga yang menarik pada Desember 2013, dimana kembali tercatatnya ekspor golongan non migas lainnya sebesar US$0,77 juta setelah sempat absen pada bulan sebelumnya, katanya.

Tak hanya impor, lanjut Didik, total impor Papua pada Desember 2013 ikut mengalami peningkatan sebesar US$78,13 juta bila dibanding dengan bulan sebelumnya senilai US$12,00 juta. Komoditi non migas utama dengan andil terbesar adalah golongan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS$) senilai US$20,33 juta (26,01 persen), kemudian diikuti oleh golonga-golongan barang-barang dari besi dan baja (HS73) senilai US$1o,36 juta (13,26 persen). Sementara untuk impor mesin-mesin/pesawat mekanik utamaya didatangkan dari negara Australia, jelas Didik.

Ditambahkan, jika dbandingkan secara kumulatif, yakni untuk total impor kumulatif Januari - Desember 2013 terlihat mengalami penurunan 50,25 persen dibandingkan totalnya pada Januari - Desember 2012 menjadi US$508,90 juta. Sementara nilai impor dari negara-negara utama pada kumulatif Januari - Desember 2013, senilai US$466,79 juta, sedangkan impor dari negara lainnya adalah US$42,10 juta.

Jayapura Alami Inflasi 1,70 persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Bulan Januari 2014 Kota Jayapura mengalami inflasi 1,70 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,21 persen. Tak hanya Kota Jayapura, pada bulan yang sama dari dua kota IHK di Provinsi Papua, BPS Papua mencatat semua kota mengalami inflasi. Dan ternyata inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,16 persen dengan IHK sebesar 112,70 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Didik Koesbianto saat memberikan release bulanan di Ruang Rapat Kantor BPS Papua, Senin (3/2) siang.

Lebih lanjut dikatakan, deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong yaitu sebesar -0,17 persen sementara yang terendah terjadi di Kota Manokwari sebesar -0,07 persen. Namun secara umum Kota Jayapura menempati urutan ke 16 ditingkat nasional dan ke-4 di tingkat Sumapua (Sulawesi, Maluku dan Papua). Dan Uutuk Kota Jayapura memang laju inflasinya lebih besar sebesar 1,70 persen dibandingkan dengan laju inflasi tahun kalender nasional 1,07 persen. Begitu juga untuk laju inflasi Year on Year, yakni bulan Januari 2014 terhadap Januari 2013, bahwa Kota Jayapura sebesar 8,87 persen lebih besar dibanding nasional yaitu sebesar 8,22 persen, jelasnya. Ditambahkan, inflasi di Kota Jayapura pada bulan Januari 2014 terjadi karena adanya kenaikan harga barang dan jasa pada kelompok bahan makanan sebesar 5,63 persen. Sementara secara nasional inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 3,79 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,04 persen.

Sementara itu, Didik Koesbianto mengatakan untuk penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Januari 2014 kini telah menggunakan tahun dasar 2012 = 100 (sebelumnya 2007 = 100), yang didasarkan pada hasil Survey Biaya Hidup (SBH) 2012.  Dengan demikian cakupan kota bertambah dari 66 menjadi 82 kota. Yang mana hal ini pula berpengaruh pada perhitungan di Papua, dimana untuk Provinsi Papua bertambah satu kota yang akan rutin setiap bulannya masuk dalam penghitungan IHK, yakni Kota Merauke. Sehingga bisa saya sebut bahwa Kota IHK di Provinsi Papua kini menjadi dua kota yakni Jayapura dan Merauke, jelasnya. Sekedar diketahui, untuk tahun 2014 ini, Inflasi terjadi peningkatan jenis komoditas menjadi 350 komoditas (137 makanan dan 213 non makanan).Sebelumnya pada tahun 2007 menjadi 395 (160 makanan dan 233 non makanan) tahun 2012. Sementara untuk paket komoditas tingkat nasional naik dari 774 pada tahun 2007 menjadi 862 pada tahun 2012.



sumber : papua.go.id/1  dan papua.go.id/2

Share post :