Berita Seputar Kabupaten Deiyai
Puluhan Suku di Wilayah Mee Pago Musnah Karena HIV/AIDS dan Minuman Keras
NABIRE - Pastor Nato Gobay yang juga Ketua Panitia Mubes Pencegahan HIV/AIDS dan Penanggulangan Miras Wilayah Adat Mee Pago Provinsi Papua mengatakan, kurang lebih 45 marga (suku) di wilayah adat Mee Pago (Kabupaten Nabire, Paniai, Deiyai, Intan Jaya, Dogiay dan Mimika) sudah habis akibat terinfeksi virus mematikan HIV/AIDS dan minuman keras.
Bahkan diakuinya bahwa sisa dari 45 marga tersebut terancam habis akibat dua masalah penyakit besar ini apabila tidak cepat diatasi bersama. Selain itu, sekitar 2 sampai 3 ribu nyawa manusia Papua sudah dirampas akibat dua penyakit ini. "Penyakit HIV/AIDS ini tidak diketahui datangnya dari mana bahkan penyakit mematikan ini sudah menjadi bagian integral dan menjadi musuh bagi setiap kehidupan manusia di Papua,"ungkapnya pada pembukaan Mubes Pencegahan HIV/AIDS dan Penanggulangan Miras di Wilayah Mee Pago yang dipusatkan di Gedung Gereja Katolik Kristus Raja Sriwini Kabupaten Nabire, Senin hari ini (17/11/2014).
Dijelaskannya, sesuai data yang diperolehnya bahwa sejak tahun 1967 penyakit HIV/AIDS sudah ada di Jakarta dan tahun 1992 penyakit mematikan ini sudah tiba di Papua dan secara khusus di Kabupaten Nabire pada tahun 1998. "Jadi bukan hanya HIV/AIDS penyakit lebih berbahaya lagi bakal datang ke Papua yakni penyakit Ebola,"ungkapnya.
Menurutnya bahwa atas permasalahan ini maka siapa yang harus bertanggungjawab dan tentunya bukan saja pemerintah, gereja atau dokter. Tetapi hal ini menjadi tanggungjawab semua manusia dan masyarakat Papua. "Penyakit HIV/AIDS adalah musuh bersama mulai dari pejabat hingga masyarakat biasa. Mubes ini diadakan hanya dua tujuan saja yakni memberantas peredaran miras dan mencegah serta mengurangi HIV/AIDS. Mencegah dan mengurangi adalah nilai yang paling tinggi. Untuk itu, kami telah membentuk suatu lembaga yang menangani masalah HIV/AIDS dan miras yakni Lembaga Pelayanan Perlindungan Masyarakat di wilayah adat Mee Pago (LP2MM),"bebernya.
Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH mengungkapkan, kesadaran yang dilakukan tokoh adat, masyarakat, pemuda wilayah Mee Pago perlu diapresiasi oleh pemerintah provinsi Papua karena sudah ingin bertekad memberantas dua permasalahan ini yakni HIV/AIDS dan Miras.
Gubernur menyatakan bahwa kalau sampai tidak diantisipasi mengatasi masalah besar ini maka orang Mee Pago di Papua bakal habis. Dengan munculnya tekad untuk memberantas dua masalah besar ini maka masyarakat wilayah Mee Pago harus menerjemahkan visi misi Gubernur Papua yakni Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera. Kesadaran generasi Mee Pago harus bangkit untuk menyelamatkan manusia.
Dikatakan Gubernur bahwa masyarakat Papua akan bertanya apakah ada cara lain untuk keluar dari kemiskinan keterbelakangan kebodohan dan kematian. "Kita sadar Tuhan taro disini untuk hidup berdampingan dengan ratusan suku di Papua. Mari bersatu memberantas penyakit masyarakat yang timbul akibat dari perubahan yang terjadi,"beber Gubernur.
Ia menambahkan bahwa Kabupaten Nabire menjadi pintu masuk masalah bagi seperti HIV/AIDS dan miras bagi wilayah adat Mee Pago. Untuk itu, kebijakan anggaran yang sudah jelas dianggarkan yakni 80 persen ke kabupaten dan kota maka diharapkan dapat difokuskan. "Kita harus sepakat untuk memberantas miras dan HIV/AIDS,"imbuh Gubernur sembari dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama enam bupati wilayah Mee Pago.
Ketiga kesepakatan tersebut antara lain pertama para bupati siap dan bersedia memberantas penyakit sosial masyarakat. Kemudian kedua akan meneruskan hasil rekomendasi hasil Mubes untuk dilaksanakan dimasing-masing wilayah kerja sebagai program kerja. Ketiga para bupati siap dan memberantas penyakit sosial masyarakat miras dan HIV/AIDS di wilayag Mee Pago.
Musyawarah Besar Pencegahan HIV/AIDS dan Penanggulangan Minuman Keras di Wilayah Adat Mepago Provinsi Papua. Thema : Dengan mubes berusaha menciptakan kesadaran atau jati diri yang sejati bermartabat di wilayah adat mepago. Sub thema : melalui mubes ini berusaha mencegah/mengurangi penyakit HIV/AIDS dan Miras terhadap ancaman kepunahan manusia Papua.