Berita Seputar Kabupaten Deiyai
Pemerintah Mulai Antisipasi Lonjakan Harga Barang Jelang Bulan Puasa
DEIYAI - Menjelang bulan puasa yang tinggal kurang dari sebulan lagi ini pemerintah diminta untuk memantau harga kebutuhan pokok serta mewaspadai terjadinya lonjakan harga. Dari pengamatan yang dilakukan BPS terhadap 21 komoditi penting bahan makanan, lebih dari 11 komoditi menunjukkan stabil dan bahkan ada yang mengalami penurunan harga.
Antisipasi yang dilakukan antara lain menjaga suplai bahan makanan pokok juga distribusinya ke daerah-daerah di Indonesia beserta pengaruhnya dampak dari kenaikan tarif dasar listrik maupun kenaikan tarif angkutan barang. Hal ini perlu dilakukan karna nantinya dapat berpengaruh juga terhadap barang-barang diluar pertanian atau bahan makanan seperti pakaian.
Menurut laporan dari Kementerian Pertanian jika suplai terhadap bahan pangan saat ini dalam kondisi yang terkendali sehingga diharapkan tidak terjadi kekurangan pasokan bahan pangan. dari sisi distribusi juga Kementerian Pekerjaan Umum sedang melakukan pekerjaan dalam membangun jalan Pantura sehingga dapat digunakan untuk memperlancar proses distrubusi.
Pada Bulan Maret 2014 inflasi berada di angka 0,08 persen dipicu oleh kenaikan harga bahan pangan karena curah hujan yang tinggi juga akibat dari erupsi gunung kelud yang membuat pasokan terhadap komoditas bahan pangan menjadi berkurang.
Sedangkan pada Bulan Mei ini Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi berada di kisaran angka 0,09-0,1 persen dibandingkan pada bulan April 2014 yang mengalami deflasi 0,02 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebut jika inflasi yang akan terjadi pada bulan Mei ini tidak perlu dikhawatirkan karena inflasi secara umum masih akan mengarah ke target inflasi Bank Indonesia yaitu 4,5 persen plus minus satu persen.
Gubernur Bank Indonesia ini juga mengatakan bahwa yang harus diperhatikan saat ini adalah neraca perdagangan negara pada bulan April 2014 yang kemungkinan harus defisit karena meningkatnya nilai impor dan didorong terhadap tekanan harga sejumlah komoditi ekspor yang mencapai angka 11 persen dibandingkan Maret 2014.
Tekanan terhadap komoditi ekspor Indonesia karena penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor seperti Tingkok dan juga tekanan terhadap komoditi andalan seperti sawit serta batu bara yang harganya tertekan. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar juga menjadi penyebab terjadinya inflasi karena naiknya harga barang terutama barang-barang impor.
sumber : beritadaerah.com/