Berita Seputar Kabupaten Deiyai
BI Kembali Pertahaankan BI Rate di Level 7,5 Persen
PAPUA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50 persen dan 5,75 persen. Sebelumnya, pada Maret lalu, BI juga memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 7,5 persen. Ini adalah kelima kalinya secara berturut-turut BI mempertahankan tingkat suku bunga. Terakhir kali BI menaikkan suku bunga yakni sebesar 25 basis poin pada November lalu.
Kebijakan tersebut tetap konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5 plus minus 1 persen pada 2014 dan 4,0 plus minus 1 persen pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Bank Indonesia menilai perekonomian Indonesia dewasa ini bergerak ke arah yang positif dan sesuai perkiraan, ditandai inflasi yang menurun dan neraca perdagangan yang kembali mencatat surplus. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut ke arah yang lebih sehat dan seimbang.
Permintaan eksternal membaik dan mengimbangi moderasi permintaan domestik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan catatan BI, beberapa indikator dini dan indikator penuntun mengindikasikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2014 meningkat, antara lain didorong kegiatan Pemilu 2014. BI memproyeksikan, ekspor masih berada dalam tren membaik, terutama didorong ekspor manufaktur sejalan pemulihan ekonomi negara maju.
Sementara itu, investasi swasta pada triwulan I-2014 masih tumbuh terbatas, dan diperkirakan baru meningkat pada semester II-2014. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 diperkirakan masih berada dalam kisaran proyeksi BI sebelumnya, yakni 5,5 persen hingga 5,9 persen.
Untuk itu, Bank Indonesia akan senantiasa memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, termasuk kebijakan untuk memperkuat struktur ekonomi dan pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN swasta.
2015 Pertumbuhan Ekonomi Naik Kisaran 6 Persen
Serangkaian goncangan ekonomi yang berasal dari eksternal seperti subprime-mortgage, krisis utang Eropa, pelemahan pasar ekspor dunia, capital outflow di negara emerging market, dan ketidakpastian akibat rencana tapering off stimulus moneter di Amerika Serikat (AS) tidak menggoyahkan ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia hingga saat ini menunjukkan kinerja yang dinilai luar biasa.
Indonesia mengalamai perbaikan neraca pembayaran dan perdagangan, inflasi yang terjaga, peningkatan cadangan devisa, serta semakin menguatnya kepercayaan para pelaku ekonomi terhadap ekonomi Indonesia adalah prestasi yang patut diapresiasi dari tim ekonomi pemerintah, termasuk BI dan OJK saat ini.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, sepanjang Januari &ndash Maret 2014, dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp. 54 Triliun, angka ini jauh lebih besar dari jumlah dana asing yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2013 yang mencapai Rp. 28 triliun. Adapun nilai tukar rupiah sepanjang Januari- Maret 2014 juga ikut terus menguat, penguatan rupiah ini bahkan tertinggi dari 24 negara berkembang lainnya yang sedang menghadapai depresiasi nilai tukar yang sangat tajam.
Menteri Keuangan (Menkeu) M.Chatib Basri menyatakan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 akan berada pada kisaran 6 persen. Menkeu M.Chatib Basri menilai jika situasi yang stabil maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. terkait pertumbuhan ekonomi tahun ini, Menkeu memperkirakan, pada kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional akan berada pada kisaran yang sama dengan saat penutupan tahun 2013 lalu. Angkanya 5,7-5,8 persen. Masih konsisten angkanya.
sumber : beritadaerah.com/1 dan beritadaerah.com/2