Berita Seputar Kabupaten Deiyai

Akselerasi Reformasi Struktural Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi dan Investasi | | 19 Mei 2014 03:53 | Dilihat: 158 kali

DEIYAI - Bank Indonesia (BI) terus berkordinasi dengan pemerintah dalam stabilitas moneter di Indonesia. Guna mendorong perekonomian bangsa yang lebih baik ke depan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi salah satunya melaksanakan akselerasi reformasi struktural.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro dalam sebuah diskusi di Solo, Jawa Tengah mengatakan.

Pertumbuhan ekonomi 2018, dengan reformasi struktural dapat mencapai 6,5 persen, sementara tanpa reformasi struktural, perekonomian maksimal hanya akan tumbuh 6,0 persen dengan risiko terjebak pada middle income trap yang semakin besar.

Secara umum bahwa dengan kendala keterbatasan kapasitas produksi nasional, ini menjadikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi memunculkan ketidakseimbangan makro ekonomi.

Prospek ekonomi jangka menengah dalam tren membaik apabila masalah fundamental perekonomian dapat diatasi dengan reformasi struktural, kata Solikin.

Menurut dia, tantangan atau masalah fundamental perekonomian itu antara lain kondisi struktur pembiayaan di Indonesia di mana pasar keuangan domestik masih dangkal sementara sumber dana jangka panjang juga terbatas.

Tantangan lain adalah kondisi struktur produksi domestik di mana perlu diupayakan peningkatan sisi penawaran dalam memenuhi permintaan yang makin kompleks.

Tantangan lain adalah faktor modal dasar pembangunan antara lain berupa pengembangan SDM, katanya.

Reformasi juga menyangkut optimalisasi ruang fiskal untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan stimulus perekonomian khsususnya belanja modal, kata Solikin.

Sejumlah risiko baik global maupun domestik mengharuskan kebijakan stabilisasi dilanjutkan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan, kata Solikin.

Menurut data Bank Indonesia inflasi pada bulan April 2014 menunjukkan tren penurunan yang terus berlanjut sejak Januari 2014. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan April tercatat deflasi sebesar -0,02% (mtm) atau 7,25% (yoy), kembali menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yakni 0,08% (mtm) atau 7,32 % (yoy). Tren penurunan tekanan inflasi terus berlanjut, hal ini tergambar dari inflasi IHK, baik inflasi secara bulanan maupun tahunan, yang terus menurun sejak Januari 2014. Dengan kondisi seperti ini menunjukan bahwa tren perekonomian Indonesia stabil pada 2014  dan diharapkan stabilitas terus berlanjut sampai akhir tahun.


 

 

sumber : beritadaerah.com

Share post :