Berita Seputar Kabupaten Deiyai

13 Tahun Otsus Kesehatan Papua Belum Mengembirakan

Sosial dan Kesehatan | | 12 Mei 2014 03:01 | Dilihat: 165 kali

DEIYAI - Meski telah sekian banyak upaya yang telah dikerjakan dalam kurun waktu 13 tahun pelaksanaan Otonomi Khusus di Provinsi Papua, namun data lapangan menunjukan bahwa derajat kesehatan masyarakat Papua belum menunjukan hasil yang mengembirakan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Alosius Giay pada bulan Agustus tahun 2012, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan sebuah dokumen tentang Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI).

Dari Survei ini, lanjutnya telah  nampak dengan jelas bahwa indikator derajat kesehatan di Provinsi Papua masih memprihatinkan. Hal demikian sebagaimana penegasan Drg. Alosius Giay pada Raker Kesehatan Kab/Kota se Provinsi Papua di Hotel Aston, kemarin. Lebih lanjut dikatakan, dalam dokumen tentang Survei Demografi Kesehatan Indonesia,  Provinsi Papua menempati urutan ketiga teratas setelah Provinsi Papua Barat dan Maluku Utara untuk angka kematian ibu (AKI).

Sementara di  tahun 2007  angka  kematian ibu 364/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2010 meningkat menjadi 573/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian Nasional meningkat dari 24/1000 kelahiran hidup di tahun 2007 menjadi 27/1000 kelahiran hidup di tahun 2012. Sedangkan angka kematian bayi meningkat dari 41/1000 kelahiran hidup ditahun 2007 menjadi 54/1000 kelahiran hidup ditahun 2012 dan angka kematian balita meningkat dari 64/1000 kelahiran hidup ditahun 2007 menjadi 155/1000 kelahiran hidup ditahun 2012.

Dilain pihak, meningkatnya angka kematian ibu, lanjutnya, ternyata lebih disebabkan oleh masih rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Data yang disampaikan oleh Kementerian RI Tahun 2014 angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Papua sebesar 42,76 persen (terendah disemua Provinsi Indonesia Timur). Sementara Angka Nasional mencapai 90.88 persen, hal yang sama pula berlaku pula bagi tingginya angka kematian balita, angka cukupan imunisasi baru mencapai 55.8 persen (terendah disemua Provinsi Indonesia Timur).

Oleh karena itu, pertanyaan mendasar atas semua kondisi diatas adalah masalah kita semua ada dimana sehingga derajat kesehatan Provinsi Papua begitu sangat memprihatinkan? Apakah pada sumber daya manusia atau management dan organisasi?  Kemudian kondisi geografis dan sarana maupun prasarana serta metodologi pencapaian program hingga pembiayaan kesehatan.

Oleh sebab itu, menentukan satu penyebab utama tentulah sangatlah sulit, karena semua penyebab permasalahan ini saling terkait. Menangisi masalah juga bukan merupakan tindakan bijak, tetapi bekerja 1000 kali lebih keras untuk mengatasi masalah adalah jalan keluar terbaik dalam mengatasi semua permasalahan ini, tuturnya.

foto ilustrasi

 

 

sumber : papua.go.id

Share post :